
Bagaimana tidak, dalam pengamatan pemilik produk pasta gigi sensitif merek Sensodyne itu, jumlah penderita gigi sensitif di Indonesia tergolong masih banyak.
Paling tidak bila bercermin dari hasil studi IPSOS Indonesia Toothpaste Benchmark Tracking Report medio Desember 2013.
Dalam riset tersebut, sekitar 43 persen dari total jumlah penduduk Indonesia dinyatakan masih berkutat dengan persoalan gigi sensitif.
Alhasil, dalam rangka memberikan solusi yang dibutuhkan, GSK Oral Healthcare pun kembali mencanangkan pelaksanaan program edukasi bertajuk Enjoy Tanpa Ngilu.
Kata Adisti Nirmala, Marketing Manager GSK Oral Healthcare, melalui kampanye tadi, pihaknya berharap jumlah penderita gigi sensitif akan semakin berkurang atau setidaknya dapat mengatasi persoalan gigi sensitif yang sedang dihadapi.
Dijelaskan pula, solusi untuk mengatasi permasalahan gigi sensitif sebenarnya cukup mudah, yakni dengan menyikat gigi sekurangnya dua kali sehari dengan menggunakan produk pasta gigi khusus untuk gigi sensitif, seperti Sensodyne.
Pasalnya, Sensodyne sendiri memiliki tiga bahan aktif (potasium nitrat, stronsium, novamin) yang masing-masing bermanfaat untuk menenangkan syaraf yang terbuka, menutup lubang-lubang serta memperkuat lapisan dentin yang biasanya menjadi pemicu timbulnya gigi sensitif.
Berita-Bisnis mencatat, GSK Oral Healthcare hingga kini menawarkan sepuluh produk Sensodyne yang terbagi dalam empat kategori kegunaan, seperti pasta gigi yang membentuk kembali lapisan mineral gigi dan pasta gigi yang cepat memberikan perlindungan pada gigi sensitif.
Selain itu, ada juga pasta gigi yang memberikan perlindungan gigi setiap hari serta pasta gigi yang memberikan perlindungan gigi sensitif setiap hari dengan perawatan tambahan.
Dan diketahui, seluruh produk pasta gigi tadi bisa terjual sebanyak Rp 15 miliar per bulannya melalui saluran distribusi di pasar modern.
Dengan kondisi itu pula, GSK Oral Healthcare mengklaim, bahwa sampai saat ini, Sensodyne masih memimpin pasar produk pasta gigi sensitif di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar hingga 80 persen. (BB/as/Luki)