
Pasalnya, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk baru saja mengambil alih 35,19 persen saham milik PT Sinar Mas Multiartha Tbk di PT Super Wahana Tehno, produsen dan distributor minuman mineral ionisasi merek Pristine.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, manajemen Sinar Mas Agro Resources and Technology menyatakan, pihaknya tertarik menekuni bisnis tersebut lantaran pertumbuhan industri AMDK selalu meningkat signifikan dari tahun ke tahun.
Ambil contoh, pada tahun lalu. Sampai akhir medio Desember 2012, Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) memperkirakan realisasi konsumsi AMDK secara nasional telah mencapai kurang lebih 19,8 miliar liter. Adapun dalam tiga bulan pertama tahun ini, tingkat konsumsi AMDK tercatat sebesar 5 miliar liter alias tumbuh 9,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012.
Aspadin memproyeksikan realisasi konsumsi AMDK secara nasional akan meningkat sebesar 12 persen hingga 15 persen alias mencapai 22 miliar liter, sepanjang tahun ini.
Dan, Berita-Bisnis mencatat, jika taksiran konsumsi AMDK tersebut dikonversi ke denominasi rupiah, maka market size bisnis AMDK hingga akhir tahun nanti, bakal berada dalam kisaran angka Rp 329 triliun.
Super Wahana Tehno berdiri pada medio Maret 2000. Enam tahun kemudian, bekerja sama dengan Nihon Trim Co. Ltd. yang berasal dari Jepang, Super Wahana Tehno memproduksi Pristine, air mineral ionisasi yang diklaim sebagai yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Selain itu, Super Wahana Tehno juga diketahui memasarkan mesin Simbio Water.
Sinar Mas Agro Resources and Technology sendiri memiliki rentang produk mulai dari cooking oil, margarine, shortening, specialty fats, frying fats, ice cream fats, butter oil substitute hingga cocoa butter substitute.
Baik Sinar Mas Agro Resources and Technology, Sinar Mas Multiartha, maupun Super Wahana Tehno, sejatinya berafiliasi. Ketiganya adalah entitas bisnis yang berada dalam naungan Sinar Mas Group.
Sementara itu, per akhir tahun lalu, Danone Aqua Group -yang memiliki 16 pabrik AMDK dengan kapasitas produksi sekitar 10 miliar liter per tahun- tercatat berhasil menguasai minimal 40 persen market share bisnis AMDK di Indonesia. (BB/as/Christov)