
Pasalnya, selama semester pertama tahun ini, produsen komponen otomotif ini telah berhasil membukukan total penjualan senilai Rp 461,83 miliar atau tumbuh sebesar 53,66 persen dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya.
Alhasil, laba usaha yang ditorehkan pun ikut melonjak sebesar 96,41 persen menjadi Rp 44,31 miliar. Di saat yang sama, laba bersih turut melesat hingga 155,27 persen menjadi Rp 25,17 miliar.
Asal tahu saja, pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih Nipress berada di kisaran angka Rp 9,86 miliar.
Berdasarkan catatan Berita-Bisnis, kontribusi segmen industri terhadap total penjualan sepanjang tahun lalu memang telah mencapai Rp 86,4 miliar yang terutama bersumber dari peningkatan suplai aki kepada PT Telkom Indonesia Tbk dan seluruh anak perusahaannya.
Namun, bila ditilik dari sisi prosentase, andil tersebut hanya sebesar 12 persen. Itu pula sebabnya, Nipress jauh-jauh hari telah menerapkan target peningkatan penjualan segmen industri di atas 20 persen hingga tutup tahun ini.
Berita-Bisnis juga mencatat, Jackson Tandiono, Direktur Utama Nipress, pernah mengungkapkan bahwa selain menggenjot sisi penjualan, pihaknya juga berupaya keras untuk meningkatkan efesiensi operasi demi mencapai target yang sudah dicanangkan.
Patut diketahui, pada pertengahan Juli lalu, Nipress resmi mengoperasikan pabrik baterai lithium. Pabrik yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, itu terbilang sebagai pabrik baterai lithium pertama di Indonesia.
Ke depan, Nipress juga bakal melansir baterai untuk kebutuhan khusus kendaraan tempur (tank, kapal selam, peluru kendali) yang saat ini sedang dikembangkan bersama Markas Besar TNI.
Tahun lalu, via baterai merek NS, Nipress tercatat menggenggam 30 persen market share bisnis baterai mobil dan sepeda motor.
Di sisi lain, dengan brand yang sama, Nipress juga dikenal sebagai pebisnis utama di arena bisnis baterai BTS seluler lantaran sudah menguasai 50 persen pangsa pasar hingga akhir tahun 2012. (BB/as/Luki)