
Dan, lebih dari itu, aplikasi yang sama juga diklaim bakal merevolusi pasar tradisional, lantaran dalam operasionalnya, Tuffah Informatics Indonesia tak lupa menggandeng para pedagang di pasar tradisional.
Kata Tim Groceria, perwakilan Tuffah Informatics Indonesia, aplikasi smartphone itu dirancang secara spesifik untuk memudahkan proses belanja keperluan sehari-hari, mulai dari berbagai macam sayuran, daging ayam cincang, sampai lidah sapi yang berasal dari pasar tradisional.
Adapun soal harganya, Tim Groceria memastikan produk-produk yang ditawarkan memiliki banderol harga yang terjangkau sekaligus menjamin kualitasnya.
Tim Groceria menginformasikan, di setiap pasar tradisional, pihaknya memiliki professional shopper yang bertugas memastikan kebersihan, kesegaran, dan kualitas setiap pesanan.
Bersamaan dengan itu, professional shopper juga berfungsi untuk menyiapkan setiap kemasan sebelum diantar ke pelanggan.
Namun, asal tahu saja, aplikasi smartphone Groceria yang diluncurkan Juni 2015, baru melayani konsumen yang berdomisili di Surabaya. Kelak, bila tak ada aral melintang, Tuffah Informatics Indonesia telah menyiapkan agenda ekspansi ke Sidoarjo dan Gresik.
Setelah itu, seusai pencarian dana dari Venture Capital berhasil, upaya yang sama akan berlanjut ke Jabodetabek maupun kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Tim Groceria juga mengatakan, sampai saat ini, tak kurang dari 500 user sudah mengunduh aplikasi tersebut di Google Play dan App. Store. Dan, hingga akhir tahun nanti, angka tersebut diproyeksikan menjadi 1,000 user.
Di sisi lain, jumlah professional shopper -direkrut dari masyarakat setempat- pun bakal ditambah menjadi 5 di setiap pasar tradisional di surabaya, per akhir medio Desember mendatang.
Berita-Bisnis mencatat, pendirian Tuffah Informatics Indonesia tak lepas dari kerjasama Umar A. Aziz Hubeis, Bilal Luqman Bayasut, Fawwaz Baraja, Faris Bin Umar, dan board advisor Dr. Romi Satria Wahono. (BB/as/Christov)