
Untuk tahap pertama, bibit yang didistribusikan dalam kerangka Nescafe Plan itu, tercatat sebanyak 400 ribu yang diterima para petani kopi di Temanggus, Lampung.
Menurut Arshad Chaudry, Presiden Direktur Nestle Indonesia, Nescafe Plan digelar semata-mata untuk mendukung peremajaan tanaman kopi robusta di Lampung.
Ditambahkan, Nestle Indonesia menyiapkan dana senilai US$ 12 juta guna mengimplementasikan program tersebut.
Berdasarkan catatan Berita-Bisnis, Nestle Indonesia telah menghadirkan pabrik kopi di Panjang, Lampung, sejak tahun 1994. Pabrik yang memproduksi kopi instan dengan brand Nescafe tersebut tercatat mampu menyerap 16 ribu ton kopi robusta senilai Rp 200 miliar, hingga akhir tahun lalu.
Dari jumlah 16 ribu ton itu, sebanyak 12 ribu ton dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kopi Nescafe. Sedangkan sisanya diekspor ke Jepang dan kawasan Eropa.
Untuk tahun ini, Nestle Indonesia berniat menambah daya serap pabriknya menjadi 18 ribu ton yang sepenuhnya dipasok oleh para petani kopi di Lampung.
Di pentas bisnis kopi instan di Indonesia, Nestle Indonesia yang merupakan anak usaha Nestle SA yang berkantor pusat di Vevey, Swiss, melansir brand Nescafe yang terdiri dari beragam item, antara lain, kopi hitam instan Nescafe Classic yang disebut terbuat dari 100 persen biji robusta Lampung pilihan.
Selain itu, Nestle Indonesia juga menjajakan Nescafe 3 in 1, Nescafe Kopi Susu Tubruk, Nescafe Mochaccino, Nescafe Capuccino, Nescafe Gold, Nescafe Ice, Nescafe Menu, dan Coffee-Mate.
Di sisi lain, via pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, Nestle Indonesia juga memproduksi produk susu, seperti Dancow, Bear Brand, dan Nestle Dancow Ideal. Sedangkan dari pabriknya yang terletak di Cikupa, Banten, Nestle Indonesia menghadirkan produk kembang gula dengan merek Fox’s dan Polo. (BB/as/Luki)