Kelak, kartu itu bisa digunakan untuk transaksi global dengan memanfaatkan jaringan Mastercard Internasional.
Menurut Abdullah Firman, Pemimpin Divisi Internasional Bank Negara Indonesia, kartu berlabel BNI-Diaspora Indonesia tersebut juga dapat berfungsi sebagai kartu tanda keanggotaan Jaringan Diaspora Indonesia.
Di sisi lain, kartu itu pun sekaligus bermanfaat sebagai kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan debit dengan rekening BNI Taplus Bisnis.
Ditambahkan, sampai saat ini, jumlah diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia sebanyak 8 juta orang. Dan, hingga akhir tahun lalu, Jaringan Diaspora Indonesia diketahui menghasilkan pemasukan ke dalam negeri mencapai US$ 7,2 juta.
Dari kondisi tersebut, Bank Negara Indonesia berupaya menjaring minimal 10 persen dari total 8 juta orang sampai akhir tahun nanti via kartu co-branding yang akan diterbitkan.
Perlu diketahui, terminologi diaspora Indonesia merujuk kepada orang asal Indonesia yang tinggal di luar Indonesia. Istilah ini berlaku bagi orang kelahiran Indonesia dan keturunan dari warga negara atau penduduk berstatus sementara.
Bank Negara Indonesia sendiri optimis, kehadiran kartu debit BNI-Diaspora Indonesia akan memperbanyak sumber dana murahnya.
Selama semester pertama tahun ini, dari total dana pihak ketiga sebesar Rp 263,82 triliun yang dikelola Bank Negara Indonesia, sebanyak 67 persen diantaranya diketahui merupakan dana murah. (BB/as/Christov)